About ngertakeun bumi lamba berasal dari



Ketiga acara Cangget ini sebagai sarana muda mudi untuk saling bertemu disesat/balai adat. Pada keesokan harinya masyarakat mesir ilir melakukan acara pesuwa cakak pepadun yang dilakukan oleh penglaku ketua adat, sedangkan yang menaiki pepadun adalah orang yang melaksanakan begawi adat, di iringi dengan tari tigol yang dilakukan oleh seluruh penyimbang marga lima kebuayan didepan orang yang melaksanakan pesuwa pepadun.

Semoga banyak ibu-ibu muda yang mengikuti kiprahnya. Piawai dalam mengurus rumah tangga dan mendidik putra-putrinya. Jeli dalam memilih peluang pekerjaan untuk menambah kebutuhan ekonomi keluarga. Juga terjun untuk melaksanakan amanah dakwah.

Pendekatan holistik yang diterapkan di Arista Montana memastikan bahwa setiap aspek pertanian dijalankan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang.

Ngertakeun Bumi Lamba berasal dari petuah Sunda: “ngertakeun” berarti memakmurkan, sedang “bumi lamba” menunjuk tanah luas tempat segala kehidupan bertumpu. Upacara ini mengingatkan setiap insan bahwa menjaga alam dan warisan budaya adalah jalan menuju peradaban yang arif.

Tak lama kemudian, suara genta yang digoyang para sulinggih Bali ikut hadir, bersahutan dengan gumam mantra lintas adat. Suara-suara itu tidak saling bertarung, justru menyatu dengan irama angklung dan dentum lembut tetabuhan Minahasa.

Yayasan Paseban tak pernah absen menghadirkan bibit bibit pohon lokal untuk penghijauan, memberi contoh nyata di tengah komunitas Arista Montana tentang bagaimana cinta tanah air diwujudkan dalam pelestarian lingkungan.

Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu.

"Termasuk juga jadi motivasi untuk meningkatkan indeks pendidikan agar bisa mendongkrak indeks pembangunan manusia sebagaimana yang selalu

Perjalanan ini mempunyai makna yang sangat mendalam secara spiritual, dimana jarak yang sangat panjang ini akan ditempuh dengan BERJALAN KAKI sebagai laku puasa dalam bentuk yang lain dan khas masyarakat adat Kanekes.

Beras hasil padi huma memiliki keunggulan khusus, yakni kadar air yang rendah. Hal ini memungkinkan beras disimpan dalam waktu lama tanpa kehilangan kualitas.

Usai finis, terlihat para pembalap berhenti sejenak di tikungan 10 di mana ada tugu kecil sebagai penghormatan atas terjadinya insiden yang mengakibatkan tewasnya Haruki Noguchi pada ARRC tahun 2023.

Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu.

Dari filosofi masyarakat Sunda adalah memelihara alam semesta agar menjaga keseimbangan alam dari perilaku yang cenderung terlalu mengeksploitasi alam secara berlebihan.

"Karena itu, secara khusus kami di Disdikpora Kabupaten Cianjur mengucapkan terima kasih kepada pak bupati yang sangat ideal periksa di sini memerhatikan sektor pendidikan," ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *